Kamis, 10 Oktober 2019

SISTEM RESPIRASI

Mengulas Cara Kerja Sistem Respirasi Manusia dan Risiko Penyakit yang Menyertainya 

Sistem respirasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Simak informasi lengkap tentang cara kerja beserta berbagai penyakit yang menyerang sistem respirasi dalam ulasan berikut.

Apa itu sistem respirasi?

Respirasi adalah proses pertukaran gas dan menyalurkan udara ke bagian tubuh yang membutuhkan. Dengan kata lain, respirasi adalah proses pernapasan.
Proses respirasi terjadi pada semua makhluk hidup, mulai dari manusia hingga satuan yang paling kecil sekalipun seperti sel.
Pada manusia, organ utama dalam sistem respirasi adalah paru-paru yang dibantu dengan alat pernapasan lainnya seperti hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan diafragma.

Proses respirasi pada manusia

Ketika Anda bernapas, oksigen akan memasuki hidung atau mulut. Rambut hidung membantu menyari dan menjebak partikel debu agar tidak ikut masuk ke dalam paru-paru. Setelah itu, udara yang tadi Anda hirup akan melewati laring dan bergerak masuk ke dalam trakea. Trakea (batang tenggorokan) adalah jalan napas utama untuk mencapai paru-paru.
Setelah udara masuk bergerak sampai ke ujung trakea, udara akan melewati bronkus dan masuk ke kedua paru-paru. Dari bronkus, udara akan masuk ke cabang bronkus yang semakin halus lagi, disebut dengan bronkiolus. Tepat di ujung brokiolus terdapat  alveoli, yaitu kantung-kantung kecil udara. Nah, di sinilah pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi.
Setelah oksigen dan karbon dioksida bertukar di alveoli, diafragma mengendur dan rongga dada akan mengendurkan otot diafragma. Udara karbon dioksida akan bergerak terbalik untuk kembali keluar lewat paru-paru lalu diembuskan hidung.

Berapa kali manusia bernapas dalam waktu semenit?

Frekuensi pernapasan setiap orang nyata berbeda-beda, tergantung pada usia dan aktivitas fisik yang dilakukan.
Dalam keadaan istirahat, idealnya orang dewasa bernapas setidaknya 12-16 kali per menit. Frekuensi bernapas seseorang akan mengalami lonjakan drastis ketika melakukan aktivitas fisik berat. Ketika sedang melakukan latihan fisik yang berat, kebanyakan orang dewasa bisa bernapas sebanyak 45 kali per menit.
Sementara bayi yang baru lahir biasanya bernapas sekitar 40 kali setiap menit, dan melambat 20-40 kali per menit ketika sedang tidur. Hal ini berdasarkan data dari Children’s Hospital of Philadelphia, dikutip dari laman Healthline.

Penyakit yang menyerang sistem respirasi

Sistem respirasi sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Berikut beberapa masalah paling umum yang bisa menyerang sistem respirasi manusia:

1. Influenza (flu)

Influenza adalah infeksi virus yang terjadi di saluran pernapasan. Berbeda dengan pilek yang bisa terjadi kapan saja, kondisi ini biasanya terjadi musiman.
Orang yang terinfeksi bisa menularkan virus flu lewat bersin, batuk, atau berbicara tatap muka. Meski terbilang kondisi yang umum, flu bisa berkembang menjadi penyakit yang lebih serius jika tidak segera ditangani dengan tepat.

2. Asma

Asma adalah penyakit radang paru-paru kronis yang menyebabkan saluran udara menyempit. Akibatnya, asupan udara yang mengalir ke paru-paru jadi terhambat.
Kondisi ini bisa dipicu oleh banyak hal, mulai dari asap rokok, paparan udara dingin, dan infeksi virus atau bakteri di saluran pernapasan. Paparan alergen seperti bulu binatang, debu, dan serbuk sari juga bisa memicu asma.
Asma tidak bisa disembuhan. Pengobatan yang ada ditujukan untuk meredakan gejala dan mencegah kekambuhan.

3. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

PPOK adalah istilah yang menggambarkan dua gangguan paru, yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Kedua penyakit tersebut menyerang paru-paru dengan cara yang berbeda.
Emfisema merusak dinding alveolus, kantung udara di paru-paru. Ketika alveolus rusak, kemampuan paru-paru untuk mengambil oksigen dan melepaskan karbon dioksida pun terganggu. Nah, hal ini tentu juga akan memengaruhi suplai oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lainnya.
Sementara itu, bronkitis kronis menjadi penyebab terjadinya radang dan iritasi pada dinding saluran udara. Akibatnya, dinding saluran udara akan menebal karena produksi lendir berlebih, kaku, dan membuat Anda menjadi sulit bernapas.
Banyak pasien yang mengalami dua kondisi ini dalam waktu bersamaan. PPOK adalah penyakit progesif, yang dapat membuat kondisi pasien memburuk seiring berjalannya waktu.

4. Pneumonia

Penumonia adalah peradangan paru-paru yang bisa terjadi karena infeksi bakteri atau virus. Kondisi ini menyebabkan kantung udara di dalam paru-paru meradang dan membengkak. Orang awam sering menyebut pneumonia sebagai penyakit paru-paru basah.
Penyebab umum pneumonia adalah infeksi virus influenza (flu) dan infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae. Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat dengan mudah keluar melalui hidung atau mulut saat bersin dan kemudian menginfeksi tubuh yang lain. Pasalnya, bakteri dan virus dapat dikeluarkan dengan mudah saat seseorang bernapas.

5. Bronkiolitis

Bronkiolitis adalah infeksi paru-paru yang seringnya disebabkan oleh virus. Kondisi ini menyebabkan peradangan dan penyumbatan di saluran udara kecil (brokiolus) paru-paru Anda.
Menumpuknya lendir di saluran udara menyebabkan udara sulit mengalir bebas ke paru-paru. Alhasil, seseorang dengan kondisi ini akan mengalami kesulitan bernapas hingga mengi (napas berbunyi seperti siulan)
Virus yang menyebabkan bronkiolitis mudah menyebar. Anda dapat terkena virus melalui percikan air liur orang yang terinfeksi. Anda juga dapat terkena virus tersebut dengan menyentuh objek yang dipakai bersama, seperti alat makan, handuk atau mainan, kemudian menyentuh mata, hidung atau mulut Anda.

6. Laringitis

Laringitis adalah kondisi ketika pita suara (laring) mengalami peradangan. Meradangnya pita suara menyebabkan suara jadi serak, parau, atau bahkan hilang sama sekali. Laringitis bisa disebabkan karena infeksi virus atau reaksi alergi.
Kondisi ini biasanya lebih mungkin terjadi pada orang pekerjaannya memfokuskan pada suara, miasanya penyanyi atau penyiar radio. Meski begitu, orang yang merokok dan gemar minum beralkohol juga bisa mengalami penyakit ini.


adapun sumber dari penjelasan memalui video

 

patofisiologi tbc

Patofisiologi Tuberkulosis paru (TB paru) melibatkan inhalasi Mycobacterium tuberculosis, suatu basil tahan asam (acid-fast bacilli). Setelah inhalasi, ada beberapa kemungkinan perkembangan penyakit yang akan terjadi, yaitu pembersihan langsung dari bakteri tuberkulosis, infeksi laten, atau infeksi aktif.

Ketika seorang pengidap TB paru aktif batuk, bersin, menyanyi, atau meludah, orang ini dapat mengeluarkan titik-titik air liur kecil (droplets) ke udara bebas.  Droplets yang berisi Mycobacterium tuberculosis ini, apabila terinhalasi orang lain akan masuk sampai di antara terminal alveoli paru. Organisme kemudian akan tumbuh dan berkembang biak dalam waktu 2-12 minggu sampai jumlahnya mencapai 1000-10.000. Jumlah tersebut akan cukup untuk mengeluarkan respon imun seluler yang mampu dideteksi melalui reaksi terhadap tes tuberkulin. Namun, tubuh tidak tinggal diam, dan akan mengirimkan pertahanan berupa sel-sel makrofag yang memakan kuman-kuman TB ini.  Selanjutnya, kemampuan basil tahan asam ini untuk bertahan dan berproliferasi dalam sel-sel makrofag paru menjadikan organisme ini mampu untuk menginvasi parenkim, nodus-nodus limfatikus lokal, trakea, bronkus (intrapulmonary TB), dan menyebar ke luar jaringan paru (extrapulmonary TB). Organ di luar jaringan paru yang dapat diinvasi oleh Mycobacterium tuberculosis diantaranya adalah sum-sum tulang belakang, hepar, limpa, ginjal, tulang, dan otak.  Penyebaran ini biasanya melalui rute hematogen.
Apabila terjadi keterlibatan multi organ, maka TB paru akan memerlukan pengobatan yang lebih lama, hal ini biasanya sebagai konsekuensi terhadap ketidakpatuhan penderita terhadap tatalaksana pengobatan TB, atau keterlambatan diagnosis.

Kompleks Ghon
Lesi tipikal TB dinamakan granuloma epiteloid dengan nekrosis kaseosa di sentralnya. Lesi ini paling sering berada diantara makrofag alveolar dalam daerah subpleura paru. Basil tahan asam berproliferasi secara lokal dan menyebar melalui sistem limfatik ke hilar nodus, membentuk kompleks Ghon. Lesi pertamanya mungkin sembuh dengan sendirinya, dan infeksinya dapat menjadi laten sebelum gambaran klinisnya tampak. Lesi-lesi yang kecil mungkin dapat sembuh secara total.
Fibrosis dapat terbentuk ketika enzim hidrolitik melarutkan dan meluluhkan lesi granuloma TB, dimana lesi yang lebih besar akan dibungkus oleh kapsul fibrotik. Nodul-nodul fibrokaseosa ini biasanya berisi basil TB hidup, dan merupakan lokus-lokus yang tahan lama, serta berpotensi untuk aktif kembali atau membentuk kavitasi. Beberapa nodul fibrokaseosa membentuk pengapuran, atau osifikasi yang dapat terlihat jelas pada foto rontgen dada.

Infeksi TB Primer
Bila tubuh inang tidak mampu untuk menahan infeksi awal, penderita akan mengalami infeksi TB primer yang progresif. Eksudat bersifat purulen disertai sejumlah besar basil tahan asam yang dapat ditemukan dalam sputum dan jaringan paru.  Granuloma subserosa dapat ruptur dan masuk ke dalam ruang pleura atau perikardia, dan menimbulkan inflamasi ataupun efusi serosa. Keadaan ini menjadikan penatalaksanaan TB sangat sulit karena kemungkinan rekurensi penyakit setelah infeksi primer teratasi tetap tinggi.  [3-5]
 

Minggu, 29 September 2019

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan medical bedah merupakan bagian dari keperawatan, dimana keperawatan itu sendiri adalah : Bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprihensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan dengan alasan kelemahan fisik, mental, masalah psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat gangguan patofisiologis.
Keperawatan medikal bedah membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik dengan atau tanpa tindakan operatif yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada sistem cardiovascular, penginderaan (mata, tht), pencernaan, dan urologi oleh karena berbagai penyebab patologis seperti infeksi atau peradangan, kongenital, neoplasma trauma, dan degeneratif.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.

B. Tujuan
      1. Tujuan Umum
Dapat mengetahui dan mengidentifikasi tentang keperawatan medikal bedah, dan dapat digunakan sebagai penunjang proses belajar dan mengajar khususnya untuk mahasiswa jurusan keperawatan.

      2. Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami perspektif keperawatan medikal bedah.
Mengetahui dan memahami ruang lingkup keperawatan medikal bedah.
Mengetahui dan memahami trend dan isu keperawatan medikal bedah.

      3. Rumusan Masalah
Bagaimana perspektif dalam keperawatan medikal bedah ?
Apa saja ruang lingkup dari keperawatan medikal bedah ?
Bagaimana trend dan isu dari keperawatan medikal bedah ?

BAB II
TINJAUAN TEORI


A. Definisi Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah memeberikan asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama pengkajian filsafat ilmu keperawatan: ontologis).
Pengertian keperawatan medikal bedah Menurut (Raymond H. & Simamora, mengandung 3 hal   ialah :
Mengembangkan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan professional dalam medikal bedah dengan cara:
a. Menerapkan konsep-konsep keperawatan dalam melaksanakan kegiatan keperawatan.
b. Melaksanakan kegiatan keperawatan dalam menggunakan pendekatan ilmiah.
c. Berperan sebagai pembaru dalam setiap kegiatan keperawatan pada berbagai tatanan pelayanan keperawatan.
d. Mengikuti perkembangan IPTEK secara terus-menerus melalui kegiatan yang menunjang.
e. Mengembangkan IPTEK keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu.
f. Berperan aktif dalam setiap kegiatan ilmiah yang relevan dengan keperawatan.


Melaksanakan kegiatan penelitian rangaka pengembangan ilmu keperawatan medikal bedah dengan cara:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan menganlisis, menyintesis informasi yang relevan dari berbagai sumber dan memerhatikan perspektif lintas budaya.
b. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang keperawatan keperawatan medikal bedah.
c. Menerapkan prinsip dan tekhnik penalaran yang tepat dalam berpikir secara logis, kritis, dan mandiri.
Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka untuk menerima perubahan, dan berorientasi pada masa depan dengan cara:
a. Menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk membantu meneyelesaikan masalah masyarakat yang terkait dengan keperawatan medikal bedah.
b. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan dan mengelola sumber yang tersedia.

B. Peran dan Fungsi Perawat
Peran dan fungsi perawat khususnya di rumah sakit adalah memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan yang harus dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien. Tahapan yang dilakukan tentunya berdasarkan standar yang diakui oleh pemerintah maupun profesi perawat. Salah satu bagian yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan komponen terbesar dari sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi.
Pelayanan keperawatan merupakan proses kegiatan natural dan berurutan yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Pelayanan diberikan karena adanya keterbatasan atau kelemahan fisik dan mental. Keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Kegiatan keperawatan dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan kesehatan dengan penekanan upaya pelayanan kesehatan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan sehingga memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan hidup sehat. Tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering berinteraksi dengan klien adalah perawat.

C. Komponen Keperawatan Medikal Bedah
Ada 5 objek utama dalam ilmu keperawatan: manusia, individu (yang mendapatkan asuhan keperawatan) keperawatan, konsep sakit, aplikasi tindakan keperawatan.
1. Manusia
Penerima asuhan keperawatan adalah manusia, individu, kelommpok, komunitas, atau social. Masing-masing diperlakukan oleh perawat sebagai sistem adaptasi yang holistic dan terbuka.
2. Keperawatan
Bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
3. Konsep Sehat-Sakit
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif ;
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah. (Webster’s New Collegiate Dictionary). Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan.
4. Konsep Lingkungan
Lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan ekternal, yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan prilaku seseorang dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman, sedangkan lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian) dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.
Aplikasi asuhan Keperawatan
Proses keperawatan ;
a. Pengakajian
b. Perumusan diagnosis keperawatan
c. Intervensi keperawatan
d. Pelaksanaan
e. evaluasi
5. Ruang Lingkup Keperawatan Medikal Bedah
Lingkup praktek Keperawatan Medikal Bedah merupakan bentuk asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi mengalami gangguan, baik karena adanya penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan keperawatan meliputi, Perlakuan terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan; Membantu individu dalam meningkatkan dan mempertahankan kondisi sehatnya, Melakukan prevensi, deteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit; Mengupayakan pemulihan sampai klien dapat mencapai kapasitas produktif tertingginya, serta Membantu klien dalam menghadapi kematian secara bermartabat.
Praktek keperawatan medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi; dengan memperhitungkan keterkaitan komponen-komponen, Biologis, Psikologis, dan Sosial klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit, trauma atau kecacatan.


                                                                         BAB III
                                                                       PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan Medical Bedah merupakan bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprihensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Keperawatan medikal bedah membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik dengan atau tanpa tindakan operatif yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada sistem cardiovascular,  penginderaan (mata, tht), pencernaan, dan urologi oleh karena berbagai penyebab patologis seperti infeksi atau peradangan, kongenital, neoplasma trauma, dan degeneratif.
Lingkup praktek Keperawatan Medikal Bedah merupakan bentuk asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi mengalami gangguan, baik adanya penyakit, trauma atau kecacatan.
Peran Keperawatan Medikal Bedah dalam pencapaian MDGs yaitu: peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, peran perawat sebagai advokat klien, perawat berperan sebagai edukator, peran perawat sebagai koordinator, peran perawat sebagai kolaborator, peran perawat sebagai konsultan, dan peran perawat sebagai peneliti dan  pembaharu.

Sumber : khaerul2016